03.30
0
Resume Mario Teguh Golden Ways - Logika Ikhlas
Kelas: Sosio Etika B



Pada kesempatan kali ini, Mario Teguh mencoba menjabarkan dan mengajak audien untuk memahami keikhlasan dan cara menyikapinya. Beliau membuka acara dengan mengatakan bahwa hati atau perasaan manusia memiliki logikanya sendiri. Namun, logika ini berbeda dengan logika otak. Logika hati sangat tidak terkendali, artinya, logika hati dapat tiba-tiba muncul tanpa sebab yang jelas dan memberi konklusi sendiri tanpa ada dasar yang jelas. Oleh karena itu, beliau mengajak audien untuk belajar bagaimana bersikap ikhlas walaupun hati manusia sedang menjadi pelabuhan masalah-masalah yang mendera hidup manusia. Dalam cakupan yang lebih luas, beliau mengajak audien untuk dapat memanajemen hati dan pikiran.

Berbicara tentang logika ikhlas, tentu kita harus mengetahui apa itu logika dan apa itu ikhlas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), logika adalah jalan pikiran yang masuk akal. Secara spesifik, logika dapat dikatakan sebagai jalan atau alur berpikir manusia dalam menggunakan akal pikiran dan menggunakan dasar-dasar berpikir tertentu yang ditujukan untuk menyelesaikan suatu masalah. Sedangkan ikhlas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bersih hati atau tulus hati. Ikhlas dapat juga diartikan sebagai kerelaan manusia dalam menghadapi sesuatu. Dalam video Mario Teguh ini, yang dimaksud dengan logika ikhlas adalah perilaku manusia dalam menyelesaikan permasalahan kerelaan hati dengan menggunakan alur berpikir yang masuk akal. Hasil yang diharapkan adalah audien memiliki dasar yang jelas dalam mengatasi masalah kerelaan hati.

Setiap reaksi pasti ditimbulkan karena adanya aksi. Sama halnya dengan ikhlas. Ada hal-hal yang menjadi pemicu bagi seseorang untuk bersikap ikhlas. Salah satunya adalah masa lalu atau kejadian-kejadian yang pernah dialami oleh manusia. Beliau mengatakan bahwa ikhlas diterapkan ketika telah terjadinya suatu hal, bukan sebelum terjadinya suatu hal. Contohnya, rumah seseorang dimasuki oleh pencuri dan pencuri tersebut mengambil laptop pemilik rumah. Pemilik rumah harus menerapkan ikhlas setelah laptopnya terambil, bukan ketika laptopnya belum diambil. Alasannya, laptop tersebut sudah hilang dan pemilik rumah juga akan percuma apabila hanya meratapinya. Sikap yang seharusnya dilakukan pemilik rumah adalah berpikir bagaimana caranya dia menemukan pencuri. Pemilik rumah juga berpikir dan bertindak bagaimana menyelamatkan data. Selain itu, pemilik rumah juga harus berpikir bagaimana caranya agar barangnya tidak hilang lagi.

Ikhlas itu akan selalu ada di setiap sisi kehidupan manusia karena ikhlas adalah anugrah yang diberikan oleh Tuhan untuk menjadikan manusia sebagai pribadi yang besar. Namun, untuk mencapai itu semua, manusia harus menyelesaikan masalah-masalah yang ada dengan menggunakan logika ikhlas. Perilaku tersebut akan membawa manusia ke kehidupan yang belum dialami dengan lebih hati-hati dan derajat yang lebih tinggi. Ia akan berusaha membuat kehiduapn tersebut indah dengan pengalaman yang telah dia dapat dan juga logika ikhlas yang diterapkan. Sebaliknya, perilaku yang tidak seperti itu akan membawa manusia pada kehidupan yang statis dan terkurung dalam penyesalan yang tidak berdasar. Padahal, tidak ada gunanya meratapi keadaan karena hal tersebut sudah tidak dapat diulang kembali.

Ikhlas tidak memiliki wujud tetapi ikhlas dapat dirasakan dengan indera manusia. Contoh, seseorang difitnah oleh orang lain. Orang tersebut dituduh melakukan sesuatu hal yang tidak ia lakukan. Tuduhan tersebut berlanjut terus menerus bahkan penuduh memberikan bukti-bukti palsu. Tentu saja korban akan geram dan tidak kuat menahan amarah menghadapi tuduhan tersebut. Dia sebenarnya memiliki cara untuk membalas penuduh. Dia bisa saja menyuruh orang lain untuk membalas penuduh. Namun, dia sadar bahwa hal tersebut akan merendahkan martabatnya dan merugikan keluarganya. Sambil gemetar menahan amarah, korban mengatakan “Jika itu yang Anda yakini tentang saya, silakan. Anda berhak bagi pendapat Anda sendiri. Ijinkan saya untuk hidup dan memimpin kehidupan saya sendiri dengan bebas. Terima kasih.” Jawaban tersebut menggambarkan bagaimana si korban benar-benar menerapkan logika ikhlas. Dia tahu bahwa apabila dia menyerang balik penuduh, masalah akan tambah panjang dan reputasinya akan buruk. Oleh karena itu, dia memilih untuk mengikhlaskan, tetapi tidak mengakui, semua tuduhan. Dan juga, semua orang pasti tahu siapa yang benar dan siapa yang salah. Jawaban seperti itu menggambarkan bagaiman ikhlas itu dapat dirasakan meskipun tidak dapat dilihat wujudnya.

Jawaban seperti yang dikatakan oleh korban menunjukkan bahwa ikhlas tidak identik dengan kelemahan. Opini yang beredar di masyarakat meyakini bahwa ikhlas adalah lemah dan tidak berdaya. Mario Teguh mengatakan bahwa ikhlas itu tegar dan gagah. Orang ikhlas itu berada di atas masalah, bukan larut di dalam masalah. Sikap seperti itu menunjukkan kemuliaan seseorang di mata Tuhan Yang Maha Esa.

Orang yang ikhlas acap kali dianggap sebagai korban. Contoh, ikhlas dalam menerima gaji kecil, ikhlas dipimpin oleh pemimpin yang tidak amanah, ikhlas dalam kehidupan berumah tangga, dan ikhlas dalam menghadapi kegagalan. Orang-orang tersebut sebenarnya menerapkan logika ikhlas tetapi masyarakat menyebut mereka sebagai korban. Mario Teguh mengatakan bahwa bahasa atau kata korban itu sendiri memberi pengaruh yang cukup kuat kepada pikiran seseorang. Kata ‘korban’ memberikan pemahaman bahwa orang tersebut ikhlas jika dia tidak dapat menjadi pribadi yang kuat. Seharusnya, orang yang menjadi korban tidak merasa dirinya menjadi korban. Dia harus meyakinkan dirinya bahwa dia adalah orang yang berani dan ikhlas mengambil resiko. Keyakinan pada diri sendiri akan membawa pengaruh yang luar biasa bagi seseorang dalam menghadapi masalah. Setiap usaha pasti memiliki konsekuensi. Orang yang berani mengambil konsekuensi adalah orang yang patut dibanggakan, bukan dianggap sebagai korban. Perilaku seperti itu sangat menunjukkan karakter pemberani dan ikhlas dalam menghadapai segala sesuatu.

Ikhlas sangat sulit untuk diterapkan. Sering kali terjadi di mana seseorang mencoba untuk ikhlas tetapi hatinya tak kunjung memberi keikhlasan. Untuk mengatasi hal ini, seseorang harus “berbohong”. Cara “berbohong”-nya adalah dengan tetap berperilaku ikhlas walaupun hati tidak ikhlas. Perilaku ikhlas tidak harus datang dari hati. Perilaku tersebut dapat dipaksa melalui pikiran seseorang. Dengan begitu, lambat laun hati manusia akan mengikuti apa yang dilakukan oleh perilaku. Contohnya, apabila Anda seharian mengenakan piyama, meskipuan awalnya suasana hati Anda riang, tetapi karena Anda mengenakan piyama, maka suasana hati Anda akan menjadi malas. Seseorang harus memaksa mengubah perilakunya jika ingin mengubah hatinya.

Di tengah sesi, Mario Teguh melemparkan pertanyaan tentang keikhlasan. Pertanyaannya adalah “Anda berpisah dan sangat sakit hati karena dikhianati oleh orang yang tadinya Anda kira belahan jiwa Anda. Apa yang membuat Anda berbahagia?” Terdapat tiga pilihan jawaban. Jawaban pertama adalah “Dia lama tetap sendiri, karena tidak pernah mendapatkan pengganti Anda”. Jawaban seperti ini menandakan orang yang tidak ikhlas. Anda masih menyimpan dendam dan amarah terhadap pasangan Anda. Ketika Anda mendoakan hal tersebut, bukan tidak mungkin mantan pasangan Anda atau orang lain juga mendoakan hal tersebut. Kita tentu tidak mau mendapat doa buruk dari orang lain. Oleh karena itu, kita tidak boleh mendoakan sesuatu yang buruk bagi orang lain. Mungkin, awalnya Anda akan merasa puas tetapi hal itu hanya kepuasan semu belaka.

Jawaban kedua adalah “Dia menemukan pengganti Anda, tapi yang mengkhianatinya dengan parah”. Jawaban seperti ini juga menandakan bahwa Anda tidak ikhlas. Anda seakan berdoa dan meminta kepada Tuhan untuk membalaskan dendam Anda. Pantaskah kita meminta Tuhan untuk membalaskan dendam padahal Tuhan adalah dzat yang Maha Mencintai makhluknya? Tentu tidak pantas, bukan? Kita harus menerima bahwa kita tidak mungkin seratus persen benar dan seratus persen salah. Bisa jadi, Anda sebenarnya tidak dikhianati tetapi Anda merasa dikhianati. Bisa jadi, sebelum pasangan Anda meninggalkan Anda, Anda memberi alasan bagi pasangan Anda untuk meninggalkan Anda karena perilaku-perilaku Anda yang tidak dapat diterima oleh pasangan Anda. Oleh karena itu, Anda harus introspeksi diri dan tidak mudah mengambil keputusan bahwa Anda dikhianati.

Jawaban ketiga adalah “Dia menemukan pasangan yang baik dan membahagiakannya”. Jawaban ini menandakan bahwa Anda telah mampu menerapkan logika ikhlas. Yang berlalu biarlah berlalu. Anda dan mantan pasangan Anda harus memulai hidup baru. Berikanlah doa-doa terbaik bagi orang yang sudah memberi Anda kebahagiaan selama Anda bersama dengannya. Toh, tidak ada salahnya untuk menjadi orang yang baik meskipun sudah tidak memiliki hubungan khusus dengan seseorang.

Pada jawaban pertama dan kedua, Anda dikatakan sebagai orang yang tidak ikhlas. Ya, itu benar. Jika Anda masih keukeuh dengan pendapat Anda. Anda harus belajar mengikhlaskan hati Anda. Memang, hati yang terluka akan sulit disembuhkan, tetapi itu bukan alasan untuk tidak mengikhlaskan hati Anda. Hati merupakan muara dari segala emosi. Indahnya panorama, kenangan bersama keluarga, pujian sahabat, hinaan lawan, dan perilaku tidak sopan seseorang, semuanya tersimpan dan tenggelam dalam hati. Begitu luasnya hati manusia hingga mampu menyimpan semua kenangan tersebut. Namun, jangan sampai hanya karena satu kenangan buruk mempersempit hati Anda. Hati memiliki kemampuan untuk melupakan. Hati mampu melupakan hal-hal yang buruk dalam diri Anda. Kemampuan ini sangat berguna bagi manusia untuk mengikhlaskan kenangan buruk dan mulai menatap kenangan indah yang ada di depan mata.

Ikhlas dapat juga diterapkan dalam kehidupan percintaan. Manusia seharusnya mencintai dengan ikhlas. Caranya adalah dengan mencintai seseorang tanpa takut terluka. Dengan tidak adanya kekhawatiran akan terluka, seseorang dapat menunjukkan rasa cintanya sepenuh hati. Dia akan menyerahkan segala kemungkinannya kepada Tuhan Yang Maha Esa dan akan melakukan yang terbaik untuk pasangannya.

Dalam bermimpi juga diperlukan logika ikhlas. Seseorang harus ikhlas dalam memiliki harapan. Tidak perlu takut akan kelemahan diri sendiri. Sesungguhnya, manusia memiliki kelebihan dan kelemahannya sendiri-sendiri. Orang yang gagal biasanya karena dia tidak bisa menggunakan kelebihannya. Malahan, orang yang memiliki kelemahan tetapi berfokus pada apa yang dapat dia lakukan sering kali menjadi orang-orang yang suskes. Orang-orang inilah contoh orang ikhlas. Mereka sadar bahwa mereka memiliki banyak kelemahan tetapi mereka tidak berkecil hati karena mereka sadar bahwa ada satu atau dua kelebihan dianugrahkan oleh Tuhan yang dapat mereka manfaatkan untuk kesuksesan mereka. Mereka adalah contoh orang-orang yang bersyukur atas karunia Tuhan dan berbuat sesuatu hal yang mampu mengindahkan hidup orang lain dengan kelebihan yang mereka miliki. Terlalu banyak orang yang mengeluh tetapi terlalu sedikit orang yang mau berusaha dengan apa yang telah mereka miliki.

Dalam kehidupan sosial, tidak jarang ditemukan adanya sumbangan atau hadiah dari orang lain. Kedua hal tersebut juga membutuhkan logika ikhlas. Biasanya, menyumbang atau memberi jauh lebih sulit daripada menerima. Memberi membutuhkan manajemen ikhlas yang kuat, artinya, seseorang harus mampu memberikan sesuatu yang menjadi kesukaannya kepada orang lain yang membutuhkan, bukan malah memberikan sesuatu yang tidak dia sukai. Perilaku memberi yang ikhlas akan menaikkan derajat pemberi di mata sesame manusia dan Tuhan Yang Maha Esa.

Kembali ke permasalahan percintaan, dalam percintaan ada yang namanya cemburu. Rasa cemburu itu wajar dan wajib ada dalam hubungan percintaan. Cemburu menandakan orang tersebut benar-benar mencintai kekasihnya. Namun, orang yang mencintai kekasihnya harus mampu mengikhlaskan rasa cemburu. Rasa cemburu harus dikelola oleh logika. Orang yang cemberu adalah orang yang kehilangan kepercayaan diri karena takut kekasihnya direbut orang lain. Orang yang cemburu harus percaya bahwa dirinya adalah yang terbaik bagi kekasihnya. Hal ini harus diungkapkan melalui sikap dan perilakunya kepada kekasihnya. Dia harus membuat kekasihnya mengerti betapa dia mencintai kekasihnya.

Mario Teguh mengatakan bahwa ikhlas itu seperti orang lupa. Dia terlalu sibuk melakukan kebaikan. Ketika seseorang mengatakan bahwa dia ikhlas, sesungguhnya dia belum ikhlas karena dia masih mengungkit-ungkit permasalahannya. Orang ikhlas itu melakukan keadaan dengan satu hukum, yaitu menerima Tuhan dengan segala kebenarannya. Orang seperti itu dikatakan orang ikhlas yang sesungguhnya karena dia mengimplementasikan langsung perintah-perintah Tuhan tanpa meragukan Tuhan. Dia tidak mengungkit-ungkit permasalahan tetapi berdiri di atas permasalahan atas dasar percaya dan ikhlas kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Mario Teguh memberikan kesimpulan bahwa menerima kekurangan adalah awal dari kelebihan. Orang yang masih menyiksa dirinya dengan kesadaran mengenai kelemahannya adalah orang yang lemah. Namun, ketika dia menerima bahwa dirinya lemah, dia menjadi lebih kuat. Orang yang ikhlas menerima dirinya lemah, dia akan segera melihat kekuatan yang akan difokuskannya. Setiap jiwa pasti memiliki masalah dan kekhawatirannya sendiri. Manusia menjadi kuat karena ikhlas untuk tampil lebih kuat dari aslinya. Perilaku seperti itulah yang menandakan bahwa manusia mensyukuri nikmat Tuhan. Orang ikhlas adalah orang menjadi pelurus bagi pikiran orang lain, penjernih bagi hati orang lain, dan pengindah bagi perilaku orang lain.

“Marilah kita membangun kekuatan hidup kita dengan menerima Tuhan beserta seluruh kebenarannya”

Sumber artikel:
Indra Saputra

Sumber video:
MTGW Logika Ikhlas part 1
MTGW Logika Ikhlas part 2
MTGW Logika Ikhlas part 3
MTGW Logika Ikhlas part 4
MTGW Logika Ikhlas part 5

0 komentar:

Posting Komentar