05.05
0

Kita terbiasa menyepelekan yang kecil dan mengkhawatirkan yang besar walaupun belum tentu terjadi. Jadi mungkin cara kita mengkhawatirkan sesuatu yang harus kita sikapi dengan baik, karena cara kita mengkhawatirkan sesuatu lebih melukai daripada sesuatu yang kita khawatirkan.

Semua orang mempunyai mimpi, sebagian orang mimpinya masih ada dan segar, tapi ada orang yang mimpinya sudah dimatikannya, karena kekhawatiran-kekhawatiran dalam hidupnya. Kita semua mempunyai kemampuan yang hebat untuk memimpikan sesuatu, untuk mengkhayalkan kebesaran, untuk menyusun rencana, tetapi semua kekuatan tadi tidak lebih hebat daripada kemampuan kita untuk menunda.

Berapa banyak orang sekarang sebenarnya sedang marah kepada dirinya sendiri, karena tidak tegas memulai, tetapi sangat tegas menunda dan sudah lama.

Orang-orang baik yang bersemangat tetapi yang tersiksa oleh kelemahan hidup akan lama-lama mematikan impiannya. Banyak orang yang mimpinya mati muda padahal dia berencana hidup panjang. Padahal impian adalah satu bentuk perencanaan.

Apabila anda memimpikan sesuatu, anda sedang memantaskan diri bagi sesuatu yang besar didepan. Tapi bagaimana seringnya kita membatalkan itu karena perasaan tidak berhak.

Semua kita punya masalah, tapi setiap orang tidak boleh menganggap masalah orang lain kecil. Karena betapapun kecil masalahnya, telah mencegah pribadi orang itu menjadi orang besar. Sehingga masalah-masalah yang kecil itu mengambil bentuknya yang kuat, karena kita mengijinkannya berperan kuat bagi pelemahan kehidupan kita.

Sehingga untuk semua orang yang mengeluh dan bertanya, mengapa dia tidak menjadi pribadi yang berani, tanyakan ini? “Are you happy?” Biasanya jawabannya ‘No’, Kemudian tanyakan ‘How long are you going to be there?’, “Berapa lama anda akan berada di keadaan seperti itu?”. Banyak orang bersedih dan tahu sudah lama dia bersedih, tetapi tidak punya rencana berapa lama lagi dia akan bersedih.

Tidak ada orang lemah yang mengeluhkan kelemahan, hanya orang kuat yang bisa mengeluhkan kelemahan. Tidak ada orang menegeluhkan kekuatan. Maka jika anda merasa tersiksa, itu pertanda bahwa anda sebetulnya berhak kepada sesuatu yang lebih besar.

Jangan jadikan permintaan kepada Tuhan sebagai opsi terakhir, jika mahluk lain sudah tidak bisa menolong lagi. Dahulukanlah meminta sesuatu kepada Tuhan, setelah itu mintalah saluran. Untuk itu baiklah sama orang, karena silaturahim itu tempat Tuhan menyalurkan rezeki. Semua orang yang hidupnya baik, ia akan baik bagi orang lain, sehingga orang menjadikan jalan lewatnya kebaikan kepadanya.

Cara menghilangkan pikiran negatif ketika menghadapi ujian yang diberikan Tuhan kepada kita:

- Jangan berpikiran jelek

- Kalau kita tahu itu hadiah dari Tuhan, kita harus menghadapinya dengan sikap yang indah. Kalau hati kita indah, bahkan kesedihan hatipun akan indah. Syukuri adalah cara terbaiknya, “Terimakasih Tuhan Engkau telah menyedihkan aku, agar aku lebih santun dalam hal ini

Anjurannya, jadilah pribadi yang lebih mengerti harapan orang lain, lalu bekerja keraslah atas pengertian itu. Lalu perhatikan apa yang terjadi.

by:
Nama : Muhammad Rizal P
NRP : 5111100130

0 komentar:

Posting Komentar