19.32
0



Nama : Ardian Atminanto
NRP : 5111100048
Kelas : Soset B

Saya akan mengulas kembali acara Mario Teguh Golden Ways edisi Minggu, 24 Maret 2013. Kali ini temanya adalah Sibuk is Good. Saya akan memberikan poin-poin yang mampu saya dapatkan dalam acara ini.
Mario Teguh Golden Ways episode kali ini bertema Sibuk is Good yang merupakan bincang-bincang antara Pak Mario Teguh dengan beberapa warga di Pelabuhan Poetere dan Pasar Terong, Makasar, Sulawesi Selatan.
Kita selalu meminta rejeki yang baik kepada Tuhan. Mengapa rejeki yang baik bukan yang banyak? Apabila kita meminta rejeki yang banyak, kita seolah-olah tidak besyukur kepada-Nya, karena kita sebagai manusia tidak bisa puas dengan yang sudah ada dan merasa yang kita punyai saat ini masih kurang. Tapi kalau kita meminta rejeki yang baik, kita mudah untuk bersyukur. Jadi kalau berdoa, kita mulai dari yang baik dulu, janganlah memulai berdoa dari mengeluh. Karena paling sering kita bedoa karena sedih, ketika gembira kita lupa pada Tuhan. Tuhan lebih suka pada orang yang datang bedoa. Jika kita berdoa hanya ketika sedang bersedih, maka Tuhan akan membuatnya sedih, karena kalau tidak sedih dia tidak berdoa. Apabila kita berdoa ketika berbahagia, maka orang yang berbahagia itu akan besyukur. Tuhan berkata “Kalau kamu besyukur Aku akan tambah nikmat-Ku kepadamu.”
“Jadikan kesibukan sebuah kenikmatan karena dalam kesibukan banyak terdapat rejeki.”
Ingat, Tuhan itu Maha Kaya, Maha Pandai menyembunyikan Anda dari diri Anda sendiri. Tuhan sudah menentukan rejeki melalui caranya. Jika kita malas maka rejeki itu pas untuk orang malas. Jika kita rajin maka rejekinya yang cocok untuk orang rajin. Dan ingat, sebaik-baiknya manusia adalah yang baik untuk sesama. Jika manfaatnya luas bagi sesama, maka rejekinya pun besar.
Perbaikan rejeki juga tidak bisa dicapai tanpa perbaikan orangnya. Kita perbaiki rejeki dengan mensyukuri yang sudah ada. Jangan mengeluh dan jangan merasa kurang. Rejeki pertama adalah ingin menjadi orang baik. Ingin menjadi orang baik saja itu sudah rejeki. Oleh karena itu mulailah menjadi orang baik.
“Rejeki pertama itu menjadi orang baik”
Tuhan sudah memberikan modal untuk hidup, Tapi tekadang kita lupa. Banyak sekali nikmat Tuhan yang belum disyukuri. Syukurilah mulai dari yang kecil. Keajaiban berpihak pada orang yang berani. Ribuan orang jatuh miskin karena takut kelihatan miskin. Sehingga mereka memaksakan diri. Mau tidak mau kita harus memilih untuk fokus pada kehidupan pribadi kita yang baik. Dianjurkan untuk memperkecil kehidupan, untuk merasa damai dan berbahagia dalam kehidupan diri sendiri, dengan diri sendiri di dalam kedekatan dengan Tuhan.
Kita juga memuliakan pernikahan, membahagiakan anak-anak, kemudian memperluas pengaruh kebaikan untuk sesama. Namun selalu ada tujuan baik dalam kesungguhan, untuk ikhlas hidup sepenuhnya di dalam kebaikan.
“Perluaslah kebaikan kita kepada sesama dan mulailah dengan kesungguhan.”
Jika rejeki kita sama baiknya, dimanapun akan mendapatkannya. Besyukur bisa menjadi lambang dengan bentuk kebanggaan pribadi. Rasa syukur akan rusak oleh kesombongan. Sibuk itu baik. Yang sibuk saja belum tentu kaya, apalagi yang malas.
“Jangan pernah lupa untuk besyukur meskipun rejeki sekecil apapun.”
Selama kita menunggu rejeki, kita harus sibuk. Kita semua sedang mencari rejeki,
Tapi kelihatannya rejeki yang lebih baik adalah yang bergembira. Tidak sedikit orang yang gundah hatinya tentang rejeki. Sebaiknya kita memulai kebaikan apabila kita menginginkan kebaikan. Mempersempit urusan tatanan dunia yang bisa menjatuhkan keimanan.
Kita menyempitkan kita menjadi diri sendiri.
Saat kita meminta, kita harus jelas memintanya. Berdoalah dan memintalah uang 100 juta kepada Tuhan. Jika kita menginginkan sesuatu haruslah jelas. Saat kita membeli sesuatu, kita juga harus memperjelasnya, jika tidak maka kita tidak akan mendapatkan apa yang kita inginkannya. Kita harus mengatakan ‘beli sayur hijau satu ikat’. Daripada mengatakan “beli sayur”. Maka dari itu, memperjelas permintaan juga akan memperjelas upaya yang harus kita lakukan untuk mendapatkannya. Lakukan yang tidak umum supaya kita diperlakukan khusus.
Kita minta kepada Tuhan yang baik daripada yang banyak dan lebih baik lagi jika rejeki kita diperbanyak. Orang yang meminta banyak maka dia akan cenderung sombong. Bersyukurlah maka Anda akan diberikan lebih oleh Tuhan. Lebih baik rejeki orang yang berbahagia daripada rejeki orang sedih. Percayakan kepada Tuhan karena Tuhan tidak pernah mengecewakan orang baik. Berbanggalah kepada nama. Karena nama kita adalah alamat rejeki kita. Maka dari itu, kita harus membaikkan nama kita. Rejeki baik untuk orang baik. Rejeki pertama itu adalah ingin menjadi orang baik. Lakukan diri dengan ikhlas.
Banyak orang yang mendapatkan rejeki tidak disimpan dan digunakan untuk berfoya-foya. Jika begitu Tuhan akan membuat kita menyesali perbuatan itu. Jadi Tuhan telah memberi kita modal, hanya saja kita sering lupa. Keajaiban itu berpihak kepada yang berani. Banyak orang yang jatuh miskin karena takut miskin. Mereka takut miskin sehingga dia harus berhutang untuk menutupi kemiskinannya dan kemudian dia menjadi lebih miskin lagi. Perluas kebaikan kita dan perluas kesungguhan kita.
Lebih baik jadi pebisnis daripada PNS. Memang kedudukan PNS terkesan lebih tinggi, tetapi PNS masih punya atasan sedangkan pebisnis tidak memiliki atasan karena atasannya adalah dirinya sendiri. Untuk soal uang pensiunan, mengapa PNS sering kali mengeluh tentang uang pensiunnya yang kecil? Pebisnis masih bisa mempersiapkan hari tua dengan menabung. Pebisnis lebih bebas mengatur kapan dia harus meliburkan diri tanpa harus takut pemotongan gaji dan bahkan dipecat.
                Jadi kesimpulannya Sibuk is good , sibuk itu baik. Maka marilah kita menyibukkan diri tentang hal-hal yang lebih baik dari pada hal-hal yang sedih, yang menyedihkan atau yang kita anggap disedihkan kita oleh orang lain karena perilaku mereka yang tidak kita sukai. Ambillah tanggung jawab pribadi. Jangan menggunakan kemarahan dan kesedihan untuk mengurangi waktu kita dalam kehidupan ini, untuk menyalahkan, menghujat, mencemooh atau tidak mengambil tanggung jawab pribadi, karena kita menuduh orang lain yang besalah. Hidup ini salah atau benar adalah tanggung jawab kita. Tetap semangat dalam menjalani hidup yang penuh liku-liku ini.

0 komentar:

Posting Komentar