14.54
0
TUGAS SOSIO DAN ETIKA
5111100023 – Maria Carolina Novitasari
SOSET B

" Orang yang ikhlas menerima keharusan membangun kehidupan yang baik, hidupnya akan baik "
Orang yang sibuk ternyata lebih mampu untuk santai daripada orang yang malas. Orang sibuk itu lebih menghasilkan. Karena mereka lebih menghasilkan, mereka lebih mampu untuk membiayai liburan. Tanda satu keberhasilan bagi beliau adalah mengukur kemampuan untuk berlibur. Orang bisa saja kaya, tapi jika dia belum bisa berlibur dan menikmati kehidupan, maka dia belum bisa dikatakan berhasil. Mungkin saja uangnya kurang, atau organisasinya belum terkelola dengan baik, atau kejujuran di organisasinya yang masih bermasalah atau keluarganya tidak penting dimatanya. Karena sekali lagi, orang yang benar-benar berhasil akan menikmati kehidupan. Orang yang rajin akan menikmati kehidupan dengan sebenarnya, sedangkan orang yang malas hanya akan menikmati ilusi dari kenikmatan kehidupan itu sendiri.
Seorang lelaki atau dalam hal ini suami yang bersungguh-sungguh meminta kepada Tuhan, kemampuan untuk memuliakan keluarga, anggarannya akan diurus oleh Tuhan. Tapi jika seorang suami itu malas, banyak mengeluh, tapi tidak berusaha untuk lebih baik, maka dia tidak pantas untuk diperhatikan, karena orang-orang seperti itu jika mempunyai uang lebih, tidak mungkin akan digunakan untuk kepentingan keluarganya. Maka dari itu jika ingin bersntai, sibuklah. Karena orang-orang malas itu lebih sibuk daripada kelihatannya, dimana hatinya dipenuhi oleh perasaan gelisah. Itulah sebabnya orang malas selalu diikuti dengan satu perilaku lain, yaitu tidur. Orang malas harus tidur, karena kalau tidak tidur dia akan merasa stres. Sebenarnya yang ia lakukan hanya merusak dirinya sendiri dan menjadikan dirinya tidak bernilai. Itulah sebabnya mana ada orang malas yang giat. Sedangkan orang-orang rajin tidak mau tidur, dia akan mengatakan “Disana aku akan tidur, sewaktu aku liburan dengan keluargaku. Sekarang aku harus kerja keras, ada banyak jiwa yang bergantung dari pekerjaanku.”
Sebenarnya kata kerja keras itu lebih tepatnya “Kerja Indah” untuk orang-orang yang rajin, karena diwaktu capek di malam hari dia akan bilang “Tuhan, terima kasih, sibuk sekali aku hari ini melayani saudara-saudaraku. Karena kerja keras itu adalah kesibukan, yang kalau ditotal itu namanya upaya, dan upaya ini adalah pengubah nasib. Dengan mengatakan upaya sebagai pengubah nasib itu supaya kita menemukan komponen pembentuk upaya. Komponen pembentuk upaya meliputi impian, keinginan, cita-cita, rencana, tindakan. Dan doa berada di awal, di akhir dan diantara setiap komponen pembentuk upaya.
Setelah dan sebelum mimpi katakanlah, “Tuhanku, Ijinkanlah hatiku menjadi pelabuhan sebesar-besarnya dan seindah-indahnya impian.”
Kemudian untuk keinginan, cita-cita, rencana, dan tindakan, katakanlah “Mudah-mudahan aku diberi kekuatan hati untuk maju. Mudah-mudahan aku mengerti cara menjadikan keinginanku cita-cita, dan mudah-mudahan rencana-rencana yang aku susun untuk mencapai cita-cita ini merupakan rencana yang tepat”
“Mudah-mudahan aku sungguh-sungguh bertindak dan mudah-mudahan Tuhan memberikan kemampuan kepadaku untuk mengatasi semua hambatan”. 
Itu semualah yang dinamakan upaya. Kehidupan itu ikhlas, menerima, orang yang ikhlas menerima keharusan membangun kehidupan yang baik. Ketika Tuhan mengharapkan hidup kita baik, itu merupakan sebuah perintah. 
“Orang yang ikhlas menerima kehidupan yang baik, hidupnya akan baik. “

0 komentar:

Posting Komentar