Pada acara Golden Ways oleh Mario Teguh kali ini, diawali dengan penjelasan mengapa dipilihnya judul "Ah! PHP aja loe!". Kita sering kali mendengar istilah "alay" ini dari para anak-anak remaja karena anak-anak remaja adalah orang yang paling ekspresif mengenai emosinya. Namun pembahasan kali ini tidak sesederhana itu, istilah PHP juga kita dengar pada masalah hubungan atasan dengan bawahan, orang tua dengan anak, dan lain-lain. Dan salah satu pemicu dipilihnya judul ini adalah karena beliau ingin kita tidak membuat kesalahan di masa muda. Karena masalaha "PHP" ini dapat menjadi salah satu kesalahan fatal kita di masa muda.
"Tidak ada orang yang bisa tertipu, bila dia tidak tertipu oleh dirinya sendiri"
Poin terpenting dari materi beliau kali ini adalah kalimat tersebut. Yang membuat kita tertipu bukan lah yang menipu kita, melainkan diri kita sendiri yang "membiarkan" diri kita tertipu, atau istilah mudahnya, kita menaruh harapan di tempat yang salah dan dengan ukuran yang salah. Lalu apakah berharap itu salah?
"Harapan adalah penghubung kita dengan Tuhan"
Harapan adalah harapan yang baik bila ditempatkan pada tempat/barang/orang/obyek harapan yang baik. Maka dari itu kita perlu tahu apakah kita menaruh pengharapan pada obyek yang tepat. Misalnya kita menaruh harapan pada janji-janji atasan yang belum tentu pasti. Ini disebabkan karena kesalahan motivasi kita untuk bekerja.
"Orang yang bekerja untuk atasan, menyia-nyiakan usianya"
Bapak Mario Teguh memberi contoh begini, bila ada karyawan yang diberi 1juta dapat menghasilkan 2juta dengan karyawan yang diberi 1juta dapat menghasilkan 1miliar, di situlah letak penilaian diri kita. Untuk itulah mengapa kita bekerja, jangan sibuk memikirkan pertumbuhan gaji dari atasan.
"Bagaimana bila harapan sudah pudar, namun cinta tetap tumbuh?"
Setelah beberapa pembahasan yang serius, beliau beralih sedikit ke pembahasan "asmara". Beliau menyebutkan kalimat berikut, "Harapan tidak bisa mati". Mengapa? Karena harapan adalah satu-satunya harta yang manusia miliki, ketika manusia sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Bahkan kita sudah tidak memiliki apapun lagi, Tuhan masih memberikan harapan sebagai harta kita yang paling berharga, yang bisa membawa kita dari nol ke puncak, atau dari puncak ke bawah. Berharap kepada pasangan kita itu tidak salah, namun berharap kepada pasangan yang kita sudah tahu tidak akan memberi kepastian adalah harapan yang salah, yang kita besarkan meski kita sudah tahu tidak akan terpenuhi.
"Penipu itu tahu harapan Anda, maka dia membesarkan harapan Anda"
Bila Anda tertarik dengan diskon-diskon yang ditawarkan oleh suatu toko tanpa melihat persyaratan dan kondisi-kondisi dari barang tersebut, maka berhasil lah pekerjaan para penipu. Begitulah cara kerja penipu, dia tahu bahwa Anda sudah berharap dengan penawaran penipu tersebut, maka penipu itu membesarkan harapan kita dengan berbagai fitur atau kemudahan yang akan kita dapatkan dengan menerima penawarannya.
"Lalu bagaimana bila kita sudah tertipu/menjadi korban PHP?"
Bersyukurlah kita yang telah merasakan PHP ketika kita masih muda, karena kita dapat belajar dan kembali mengukur besar kepercayaan yang kita taruh kepada orang lain. Bila Anda sudah jatuh dan sedih pada sakitnya hati yang disebabkan oleh PHP, kembalilah kepada Tuhan, pemenuh harapan satu-satunya.
"Kalau A dapat menyalahi janji dengan B, maka A tidak takut kehilangan B"
Ini berlaku pada semua jenis hubungan, atasan kepada bawahan, suami kepada istri, orang tua kepada anak, dan lain-lain. Maka pada saat kita merasa disalahi janji oleh orang lain, kita harus kembali menilai diri kita, apakah kita telah memenuhi harapan orang tersebut, apakah kita benar-benar diharapkan oleh orang tersebut. Bagi karyawan, ada batas antara diri kita dengan profesional kita, bila kita dihina karena pekerjaan kita, kita harus menerima secara profesional, siap belajar lagi tanpa tersinggung secara pribadi.
"Do what's good for you, or you're not good for everyone"
Di sini lah kita harus melihat dan menilai diri kita sebelum kita menghakimi seseorang karena penilaiannya atas diri kita. Apakah kita benar-benar yakin kita telah berbuat yang terbaik bagi diri kita sendiri sehingga kita dapat berbuat yang terbaik bagi orang lain.
Berikut kesimpulan dari beberapa kalimat terakhir dari materi beliau:
"Bukan jatuhku yang penting, tapi bangkitku
Bukan salahku yang penting, tapi perbaikanku"
"Bukan masa laluku yang penting tapi kecemerlangan masa depanku"
"Pasang muka terbaikku kepada semua orang, tapi mempercayainya adalah pilihanku"
Video ini terdiri dari 7 video yang terpisah, berikut adalah link dari video pertama beliau:
http://www.youtube.com/watch?v=raHJE83sRUY
Oleh:
Ebenhaezer Wiramarta Yogaswara
5111100074
Soset B
0 komentar:
Posting Komentar