Tema: Kejelasan masa depan
Pembicara: Bapak Mario Teguh
Acara : Mario Teguh Golden Ways
Keywords:
1. Penyesalan
2. Kekhawatiran
3. Ketakutan
4. Kelumpuhan
Dalam menatap masa depan yang cerah, apakah sebaiknya kita menunggu masa depan sejelas - jelasnya sebelum mengambil langkah atau justru sebaliknya mengambil resiko dalam ketidakjelasan untuk menuju yang hal yan kita inginkan?
Penyesalan? Apakah yang dimaksud dengan penyesalan? Dan bagaimana penyesalan ini mempengaruhi masa depan kita?
Suatu penyesalan akan suatu hal muncul ketika kita baik secara langsung maupun tidak langsung membawa puing - puing masa lalu kit yang sudah terjadi dalam menatap masa depan. Wujud dari penyesalan tersebut seringkali dilakukan dengan tidak hanya mengingat - ingat masa lalu kita tetapi juga kerap mengungkit bagaimana hal itu dapat terjadi dan bagaimana jika hal itu tidak terjadi. Padahal secara logis dan realistis, hal tersebut sudah terjadi dan tidak dapat kita putar balikkan waktu untuk merubahnya. Justru yang seharusnya kita lakukan ialah bukan berharap akan sesuatu yang sudah pasti tidak akan terjadi, tetapi sebaliknya, berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dengan memperbaiki kualitas dan nilai diri kita di masa sekarang agar hal yang terjadi di masa lalu itu tidak terulang lagi. Penyesalan sesungguhnya justru akan merubah kondisi kita di masa sekarang, menjadi 'pantas' dalam mendapatkan apa yang terjadi masa lalu.
Kemudian, berdasarkan pertanyaan dari salah seorang penonton, yang mempertanyakan tentang kemana fokus kita harus diarahkan dalam mendapatkan masa depan yang baik? Apakah kita harus fokus saja pada masa depan kita itu sendiri atau justru bagaimana cara kita dapat membentuk diri sendiri dan orang lain di sekitar kita untuk mendapatkan masa depan yang diinginkan, Mario Teguh mengungkapankan bahwa masa depan itu sesungguhnya bersifat ghaib dan tidak akan pernah jelas untuk manusia. Hanya Tuhan kita yang tahu dan punya wewenang atas masa depan kita. Oleh karena itu, tidak perlulah kita membuang waktu untuk mempermasalahkan kemana arah fokus kita seharusnya dalam menyongsong masa depan yang baik. Tetapi bagaimana kita bisa bisa terus berupaya menjadi pribadi yang lebih baik setiap harinya, agar masa depan kita diperbaik dan diperindah oleh Tuhan.
Kekhawatiran? Bagaimanakah yang disebut dengan khawatir itu? Mengapa kekhawatiran bisa muncul?
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwasanya masa depan itu tidak akan pernah jelas, maka dengan ketidak jelasan itu kita cenderung akan ragu - ragu dalam melangkah dalam hidup. Inti dari kekhawatiran sesungguhnya adalah perkiraan mengenai rendahnya kemampuan diri sendiri dengan besarnya beban yang akan kita tanggung. Tidak sedikit orang yang dapat dikatakan tidak menghormati dirinya sendiri, dengan mempunyai pemikiran yang justru meragukan kemampuan dri sendiri, sehingga akibatnya beban yang diberikan pun akan terasa semakin menjadi besar. Padahal perlu diingat bahwa jika kita memang tidak mampu baik secara fisik maupun logis dalam mengerjakan ataupun menanggung suatu beban yang memang harus kita temui dalam hidup ini, maka jika kita percaya akan Tuhan, Tuhan-lah yang nantinya akan memampukan kita dengan segala caranya yang Maha Besar. Sehingga dapat disimpulkan pula bahwa bukan beban itulah yang mentidak-mampukan kita, tetapi sebaliknya, cara kita menghadapi beban tersebutlah yang membuat kita merasa tidak mampu dan mentidak-mampukan diri sendiri.
Kemudian, terkait dengan kekhawatiran dan ketakutan dalam mengambil langkah hidup, diajukan polling dalam acara Mario Teguh Golden Ways yang surveynya merupakan penonton dari acara tersebut sendiri. Pertanyaan dari polling tersebut ialah :" Apa yang paling menyebabkan kegalauan tentang masa depan?" Dimana opsi yang dapat dipilih adalah sebagai berikut:
A. memikiran masa depan tanpa persiapan, 25%
B. rendahnya aktifitas yang produktif hari ini, 30%
C. terlalu mendengarkan keraguan orang lain, 45%
Dimana hasil yang diperoleh dari polling ini adalah 25% dari penonton memilih jawaban tentang penyebab kegalauan akan masa depan disebabkan karena memikirkan masa depan tanpa adanya persiapan, dan 30% dari penonton memilih bahwa kegalauan tersebut muncul karena rendahnya aktifitas yang produktif di masa sekarang, dan sisanya 45% dari penonton berpendapat bahwa terlalu mendengarkan keraguan yang justru datangnya dari orang lain lah yang menimbulkan kegalauan dalam menatap masa depan diri sendiri. Terkait dengan hasil polling ini, Mario Teguh menyampaikan bahwa sesungguhnya jawaban - jawaban dari pertanyakan yang ia ajukan ini sesungguhnya hanyalah pendapat - pendapat umum yang belum tentu kebenarannya dan yang membenarkan hal - hal tersebut adalah diri kita sendiri. Hal ini dapat dilihat dari hasil polling terbesar yang jatuh pada opsi terakhir, dimana seharusnya kita tidak perlu merisaukan pendapat orang lain yang juga belum tentu kejelasannya. Bagaimana bisa kita memegang kendali masa depan kita jika kita memberikan kemudi masa depan diri kita sendiri di tangan orang lain? Jika memang kita mendengar keraguan dari orang lain akan hal - hal yang terkait dengan masa depan kita, justru daripada kita menerima keraguan itu bulat - bulat, akan lebih baik jika memang keraguan tersebut patut untuk dipertimbangkan, analisalah mengapa keraguan itu sampai muncul? Apakah memang apa yang sudah kita lakukan selama ini kurang hingga muncul keraguan dari orang lain? Ambil inti sarinya dan jadikan tambahan bahan bakar dalam memacu mesin dalam diri kita untuk menjadi pribadi yang lebih berkualitas dan bernilai. Apapun keraguan dari orang lain, seharusnya tetaplah kita ingat bahwa ini adalah hidup kita, kita yang memegang kendali, kita yang beraksi dan bertindak dan kita sendiri lah yang akan menatap masa depan tersebut, jadi jangan biarkan hal ini menjadi senjata yang menjatuhkan kita.
Ada kecenderungan pad diri setiap orang bahwasanya jika kita tidak merasa siap akan menjalankan suatu hal, maka kita tidak akan memiliki kpercayaan diri bahwasanya kita bisa melakukan hal itu. Padahal, jika kita sendiri tidak percaya terhadap diri sendiri maka akan timbul kekhawatiran dan kegalauan yang nantinya akan berujung pada ketakutan dalam melakukan suatu tindiakan. Mario Teguh mengungkapkan bahwa justru persiapan yang paling baik adalah ketika kita melaksanakananya. Kenapa? Karena dengan melakukannya secara langsung kita akan memiliki keterdesakkan yang timbul yang jika kita dapat mengolah keterdesakkan tersebut dengan tepat, maka sebaliknya keterdesakkan itu dapat menjadi unsur pendukung yang mensukseskan apapun yang kita lakukan. Banyak orang yang selama ini hanya mensyaratkan sesuatu yang tidak diperlukan.
Persiapan yang paling baik adalah sesngguhnya persiapan yang dilakukan di dalam keadaan terpaksa. Permaasalahan yang selama ini dihadapi sebagian besar dari kita adalah kita tidak merasa cukup terpaksa untuk menjadi orang hebat.Kehidupan tidak pada alam rencana, alam keluhan, tetapi pada alam tindakan.
Kesimpulan:
1. Sekelam apapun masa lalu kita masa depan kita masih suci.
2. Rencana Tuhan selalu berakhir dengan kebaikan.
3. Melangkah itu beresiko, tetapi lebih beresiko tidak melangkah.
4. Berbicara mengenai kejelasan masa depan, banyak orang yang merasa takut akan masa depannya, sehingga memutuskan untuk lumpuh dalam ketakutannya
5. Ganti penyesalan dengan rasa syukur bahwa Anda telah mengalami kesalahan itu dulu dan tidak sekarang. Syukuri
6. Jangan khawatirkan yang tidak bisa dilakukan, tetapi khawatirlah kalau tidak melakukan yang bisa dilakukan.
7. Jika kita berTuhan, lalu apa yang perlu ditakuti karena tidak ada apapun yang bisa mengenai kita kalau tidak diizinkan oleh Tuhan
8. Selamatkan diri sendiri, bukan orang lain yang menyusahkan tetapi diri sendiri
0 komentar:
Posting Komentar