51111000099
Sosio & Etika A
Galau.
Kata ini identik dengan anak muda.
Dan memang, kata ini menjadi wilayah orang muda.
Justru patut dipertanyakan kalau ada anak muda yang tidak galau.
Galau itu normal.
Yang tidak boleh adalah galau yang berkelanjutan.
Karena bukan sifat alami hati.
Terus, memangnya tidak ada orang tua yang galau?
Orang tua yang galau adalah orang yang kemampuannya tidak sesuai dengan beban hidupnya.
Hal ini patut diwaspadai.
Anak muda wajar mengalaminya.
Karena masalah utama anak muda adalah ketidakjelasan.
Mereka cenderung menyelesaikan masalah dengan pengalamannya di masa lalu.
Jadi, ia seakan hidup di masa lalu dengan badan di masa sekarang.
Kesimpulannya, galau, bagi anak muda adalah perintah untuk mencari kejelasan.
Sedangkan bagi orang tua adalah perintah untuk mengurangi beban.
Apa sebenarnya definisi dari galau?
Galau adalah saat di mana kita bingung dalam memilih pilihan hidup.
Anak muda yang kreatif punya banyak imajinasi.
Imajinasi dapat meningkatkan kegalauan. karena itu ia gampang galau.
Ia menggunakan imajinasinya saat ia memilih.
Orang yang kreatif seharusnya sadar kalau ia bisa menggunakan imajinasinya untuk mencapai keberhasilan. Maka dari itu, gunakan imajinasi untuk membayangkan hal yang penting bagi kehidupannya.
Apa sebenarnya penyebab kegalauan?
Dua kata yang menjadi penyebab utama adalah : Salah berharap
Kita salah berharap kepada hal lain selain kepada Tuhan.
Kita lebih berharap kepada teman daripada Orang tua.
Kita lebih mengalihkan harapan dari pemberi rezeki ke organisasi.
Anak muda sering menyampaikan kegalauannya terhadap teman sebayanya dibandingkan orang tuanya. Kenapa? Karena teman sebayanya juga sepenanggungan.
Tanpa disadari sebenarnya hal ini bisa berbahaya.
Karena kita justru meminta saran dari orang yang sama-sama bingung.
Hal ini bisa menyebabkan teman yang seharusnya sedang tidak memikirkan apapun, jadi teringat hal yang pernah membuatnya bingung.
Masalah timbul.
Tapi ini bukan sepenuhnya salah anak muda itu.
Anak muda memilih teman sebaya juga karena teman sebaya lebih bersahabat dibandingkan orang tuanya.
Apalagi orang tua dengan tipe yang suka memerintahkan sesuatu yang justru ia sendiri lakukan.
Apa yang bisa kita ambil?
Dekatkan persahabatan.
Baik sebagai anak maupun orang tua.
Orang galau adalah orang yang sedang membutuhkan kasih sayang.
Saat kita orang tua / suami / istri memberi pencerahan, secara tanpa sadar sering menggunakan kata-kata yang tidak berguna, seperti : "Makanya","Kan sudah aku bilang", dan sebagainya.
Kata-kata ini sebenarnya menjadi penghambat bagi kita untuk mendekatkan diri dengan keluarga.
Karena itu sebagai orang tua / suami / istri, jadilah sahabat bagi anak / suami / istrinya dan dengan kasih sayang dorong anak agar bisa mendapatkan kekuatannya.
Lebih baik galau memilih, daripada enjoy karena tidak peduli.
Orang yang enjoy karena tidak peduli, secara tidak ia ketahui sebenarnya mengalami pertumbuhan.
Karena proses galau dalam memilih meningkatkan kedewasaan.
Namun, bukan berarti kita harus selalu galau. Galau jauh lebih banyak yang harus kita buang dan hindari.
Maka pilihlah galau yang penting, galau yang bisa membuat damapak positif jika kita memilihnya. Galau yang membuat kita dewasa.
Dalam memilih, ada pendapatg kalau hidup kita sudah ditentukan oleh Tuhan.
Kita sudah ditakdirkan miskin, kita miaskin.
Kita sudah ditakdirkan mendapat jodoh jelek, maka itu yang kita dapat.
Pendapat ini sebenarnya kurang tepat.
Kodrat Tuhan tidak mengatur jumlah, tapi resiko dari cara yang kita ambil.
Contoh, dalam bekerja.
Kita punya pilihan.
Kalau kita bekerja rajin, Tuhan memberi kita rezeki yang banyak.
Kalau kita bekerja kurang rajin, Tuhan memberi kita rezeki yang sedikit.
Kalau kita malas, kita ditakdirkan untuk berhutang.
Kalau kita bekerja tidak jujur, lakukan KPK, kita akan dipenjara.
Maka dari itu, sebenarnya tidak bisa terhindar dari proses memilih.
Lalu, bagaimana kalau kita salah memilih?
Mulai sekarang, jangan rendahkan diri kalau salah.
Jangan anggap kita seorang failure kalau kita gagal.
Jangan anggap kita kriminal kalau kita salah.
Bukan galaunya yang menjadi fokus.
Tapi membuat pribadi yang santai kalau gagal.
Karena gagal adalah wajar bagi orang yang sedang mengupayakan keberhasilan.
Tanpa kegagalan, sebuah keberhasilan tidak akan nampak indah.
So, jangan takut mencoba.
Jika ada orang yang mengkritik kalau cara kita salah dan terbukti, maka bilanglah ijinkan untuk mencoba dengan cara kita sendiri.
Galau.
Kata ini identik dengan anak muda.
Dan memang, kata ini menjadi wilayah orang muda.
Justru patut dipertanyakan kalau ada anak muda yang tidak galau.
Galau itu normal.
Yang tidak boleh adalah galau yang berkelanjutan.
Karena bukan sifat alami hati.
Terus, memangnya tidak ada orang tua yang galau?
Orang tua yang galau adalah orang yang kemampuannya tidak sesuai dengan beban hidupnya.
Hal ini patut diwaspadai.
Anak muda wajar mengalaminya.
Karena masalah utama anak muda adalah ketidakjelasan.
Mereka cenderung menyelesaikan masalah dengan pengalamannya di masa lalu.
Jadi, ia seakan hidup di masa lalu dengan badan di masa sekarang.
Kesimpulannya, galau, bagi anak muda adalah perintah untuk mencari kejelasan.
Sedangkan bagi orang tua adalah perintah untuk mengurangi beban.
Apa sebenarnya definisi dari galau?
Galau adalah saat di mana kita bingung dalam memilih pilihan hidup.
Anak muda yang kreatif punya banyak imajinasi.
Imajinasi dapat meningkatkan kegalauan. karena itu ia gampang galau.
Ia menggunakan imajinasinya saat ia memilih.
Orang yang kreatif seharusnya sadar kalau ia bisa menggunakan imajinasinya untuk mencapai keberhasilan. Maka dari itu, gunakan imajinasi untuk membayangkan hal yang penting bagi kehidupannya.
Apa sebenarnya penyebab kegalauan?
Dua kata yang menjadi penyebab utama adalah : Salah berharap
Kita salah berharap kepada hal lain selain kepada Tuhan.
Kita lebih berharap kepada teman daripada Orang tua.
Kita lebih mengalihkan harapan dari pemberi rezeki ke organisasi.
Anak muda sering menyampaikan kegalauannya terhadap teman sebayanya dibandingkan orang tuanya. Kenapa? Karena teman sebayanya juga sepenanggungan.
Tanpa disadari sebenarnya hal ini bisa berbahaya.
Karena kita justru meminta saran dari orang yang sama-sama bingung.
Hal ini bisa menyebabkan teman yang seharusnya sedang tidak memikirkan apapun, jadi teringat hal yang pernah membuatnya bingung.
Masalah timbul.
Tapi ini bukan sepenuhnya salah anak muda itu.
Anak muda memilih teman sebaya juga karena teman sebaya lebih bersahabat dibandingkan orang tuanya.
Apalagi orang tua dengan tipe yang suka memerintahkan sesuatu yang justru ia sendiri lakukan.
Apa yang bisa kita ambil?
Dekatkan persahabatan.
Baik sebagai anak maupun orang tua.
Orang galau adalah orang yang sedang membutuhkan kasih sayang.
Saat kita orang tua / suami / istri memberi pencerahan, secara tanpa sadar sering menggunakan kata-kata yang tidak berguna, seperti : "Makanya","Kan sudah aku bilang", dan sebagainya.
Kata-kata ini sebenarnya menjadi penghambat bagi kita untuk mendekatkan diri dengan keluarga.
Karena itu sebagai orang tua / suami / istri, jadilah sahabat bagi anak / suami / istrinya dan dengan kasih sayang dorong anak agar bisa mendapatkan kekuatannya.
Lebih baik galau memilih, daripada enjoy karena tidak peduli.
Orang yang enjoy karena tidak peduli, secara tidak ia ketahui sebenarnya mengalami pertumbuhan.
Karena proses galau dalam memilih meningkatkan kedewasaan.
Namun, bukan berarti kita harus selalu galau. Galau jauh lebih banyak yang harus kita buang dan hindari.
Maka pilihlah galau yang penting, galau yang bisa membuat damapak positif jika kita memilihnya. Galau yang membuat kita dewasa.
Dalam memilih, ada pendapatg kalau hidup kita sudah ditentukan oleh Tuhan.
Kita sudah ditakdirkan miskin, kita miaskin.
Kita sudah ditakdirkan mendapat jodoh jelek, maka itu yang kita dapat.
Pendapat ini sebenarnya kurang tepat.
Kodrat Tuhan tidak mengatur jumlah, tapi resiko dari cara yang kita ambil.
Contoh, dalam bekerja.
Kita punya pilihan.
Kalau kita bekerja rajin, Tuhan memberi kita rezeki yang banyak.
Kalau kita bekerja kurang rajin, Tuhan memberi kita rezeki yang sedikit.
Kalau kita malas, kita ditakdirkan untuk berhutang.
Kalau kita bekerja tidak jujur, lakukan KPK, kita akan dipenjara.
Maka dari itu, sebenarnya tidak bisa terhindar dari proses memilih.
Lalu, bagaimana kalau kita salah memilih?
Mulai sekarang, jangan rendahkan diri kalau salah.
Jangan anggap kita seorang failure kalau kita gagal.
Jangan anggap kita kriminal kalau kita salah.
Bukan galaunya yang menjadi fokus.
Tapi membuat pribadi yang santai kalau gagal.
Karena gagal adalah wajar bagi orang yang sedang mengupayakan keberhasilan.
Tanpa kegagalan, sebuah keberhasilan tidak akan nampak indah.
So, jangan takut mencoba.
Jika ada orang yang mengkritik kalau cara kita salah dan terbukti, maka bilanglah ijinkan untuk mencoba dengan cara kita sendiri.
0 komentar:
Posting Komentar