Nama : Wati Margaretha Marpaung
Kelas : Sosio Etika A
NRP : 5111100200
"'Wani Piro?', kerap kali dikaitkan
dengan berapa banyak kita bersedia membayar. Maka ‘Wani Piro?’ atau berani
berapa adalah berani berapa besar upaya anda untuk mencapai keberhasilan yang
anda ikrarkan.”, demikian pembukaan dari Bapak Mario Teguh dalam pembahasannya
mengenai nilai tukar atau mata uang yang perlu kita gunakan untuk membayar
keberhasilan kita.
Dalam mencapai keberhasilan kita, ada
hal-hal yang harus kita lakukan, misalkan pengorbanan. Pengorbanan merupakan
hal yang kita lakukan dengan meninggalkan hal yang baik untuk mencapai hal lain
yang lebih baik. Seorang pecandu rokok yang berhenti merokok karena sakit
bukanlah melakukan pengorbanan, melainkan hanya meninggalkan, sedangkan contoh
pengorbanan adalah seorang kepala keluarga meninggalkan waktunya untuk
bercengkrama dengan istri dan bermain dengan anaknya demi menyelesaikan tugas
di kantornya untuk lembur.
Pengorbanan merupakan hal yang sulit untuk
dilakukan karena hal yang ditinggalkan adalah sesuatu yang tadinya sudah baik.
Pengorbanan dapat kita lakukan apabila hati kita bening, pikiran jernih, dan
kita sudah terbiasa dengan perilaku yang indah.
Dalam teori Bapak Mario Teguh mengenai
“Wani Piro” ini, dia mengatakan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang
berjiwa positif dan memiliki keberuntungan dalam segala aspek. Walau terkadang
usaha yang kita lakukan mungkin belum memberikan hasil yang maksimal, itu
bukanlah dikarenakan faktor ketidakberuntungan, namun hal yang kita lakukan
mungkin bukanlah pada waktu yang tepat. “There is time for everything”,Bapak
Mario Teguh mengatakannya karena Tuhan sudah punya rencana akan kehidupan dan
masa depan kita. Karena itu kita tidak perlu terlalu khawatir akan kegagalan
yang mungkin kita akan dapatkan, tetapi berfikirlah positif bahwa kita akan mendapatkan
hal yang kita inginkan pada waktunya. Berfikirlah bahwa kegagalan yang kita
peroleh merupakan jalan keberuntungan yang kita dapatkan atau pengorbanan demi
mendapatkan hal yang lebih baik.
Ada dua jalur dalam kehidupan kita ini,
yaitu jalur cepat dan jalur lambat. Dalam prinsipnya kita janganlah
menginginkan berada pada jalur cepat, karena dengan kata lain kita sedang
berada pada jalur lambat, melainkan bencilah perilaku pada jalur lambat karena
dengan kata lain kita yang melakukannya merupakan orang yang berada pada jalur
cepat. Bencilah hal-hal yang membuat kita semakin kecil atau semakin lambat,
dan hindarilah hal-hal tersebut.
Tinggalkan semua hal yang membuat kita lambat untuk menggapai impian
kita, dan tirulah orang-orang yang berada pada jalur cepat atau jalur sukses.
Kesempatan itu bukan datang hanya sekali,
tetapi dia hanya datang dengan wajah yang sama satu kali saja. Kesempatan itu
dapat datang lagi, hanya saja mungkin dengan wajah yang berbeda. Maksud dari
wajah yang berbeda ini adalah misalkan dalam hal mendapat kesuksesan dalam
bekerja, kita mungkin ditolak dalam suatu kesempatan kerja karena ada halangan
pribadi dari kita, tetapi kesuksesan bekerja itu akan datang lagi dengan wajah
pekerjaan lain yang juga bisa memberikan kita kesuksesan bekerja. Kesempatan
itu juga datang dan mengetuk pintu yang berbeda-beda, karena itu kita jangan
terlalu mengeluh akan kesempatan yang mungkin terlepas dari kita, karena saat
kesempatan itu datang kembali mengetuk pintu lain kita bisa mendapatkannya.
Dalam usaha untuk menggapai sesuatu kita
harus belajar dan bekerja keras untuk pantas mendapatkan sesuatu tersebut.
Kepantasan untuk menjadi orang kaya selalu mendahului kekayaan, dan kepantasan
untuk mendapatkan kesuksesan selalu mendahului kesuksesan tersebut. Karena itu
janganlah risau kita akan menjadi apa, tetapi berusahalah menjadi pribadi yang
pantas untuk menjadi apa yang kita inginkan.
Dalam mencapai kesuksesan urutan hal yang
perlu kita lakukan adalah menentukan tujuan kita, menentukan target-target yang
ingin kita capai, dan mengetahui apa yang harus didahulukan dan apa yang
dikorbankan.
Dalam menggapai kesuksesan ada tanda-tanda
yang cukup jelas saat kita dekat dengan kesuksesan atau keberhasilan tersebut,
yaitu orang-orang akan lebih mudah setuju kepada kita.
“Kesungguhan kita adalah bukti bahwa kita
ikhlas Beriman, bahwa kita menyandarkan keberhasilan kepada ketetapan Tuhan
yang berpihak pada orang-orang yang baik. Wani piro adalah tantangan kepada
jiwa-jiwa yang baik untuk membuktikan bahwa dirinya adalah Khalifah yang
memajukan kebaikan dan mencegah terjadinya keburukan”
Sumber :
http://www.youtube.com/watch?v=BwANVLs4Mes
0 komentar:
Posting Komentar