23.49
0
Muhammad Rizky Habibi
5111100001
Soset B

Hampir tidak ada orang yang tidak berada dalam ambang kesedihan kalau dia tidak memelihara hatinya. Tapi ada yang sekarang ini sedang sangat damai karena dia ikhlas sekali memilihkan kebaikan sebagai isi hatinya. Apabila kualitas hati menentukan kualitas hidup, maka orang yang memelihara hatinya, memelihara kualitas hidupnya.
Tetapi tidak ada orang yang bersungguh-sungguh mengatakan akan memelihara hatinya yang bebas tanpa ujian. Karena setiap orang akan sesuai hanya untuk satu kelas kehidupan, kalau dia sudah berdo’a dan berharap bagi rejeki yang lebih baik, bagi kewenangan yang lebih besar, dia ditantang menjadi pribadi yang lebih damai, menghadapi kesulitan yang lebih besar. Jadi, tugas memelihara hati itu tidak pernah selesai, karena kita tidak pernah selesai berdoa untuk naik kelas dalam kehidupan kita.
Beban itu ada 2 macam:
  1. Beban untuk selamat dari kekurangan
  2. Beban karena ingin melebihkan kebaikan

Maka cepatlah kita lulus dari beban selamat untuk bisa makan, untuk bisa punya rumah, itu beban pertama, supaya kita bisa menerima beban melebihkan kebaikan. Orang yang tergesa-gesa melebihkan kebaikan, disegerakan selesai dari masalah-masalah kekurangan itu. Jadi mendamaikan hati, semarah apapun dan sesedih apapun kalau upayanya mendamaikan orang lain, kita lupa. Seperti ibu yang baru melahirkan, dia merasa letih dan sedih, tetapi ketika bayinya lahir, dia akan langsung berdiri dan hilang seketika keletihannya itu.
Jadilah pribadi yang lebih kuat dari yang memengaruhi kita. Kalau pergaulan itu mengubah kita menjadi orang yang tidak baik, jangan bergaul di tempat itu. Maka dari itu bergaullah dengan orang baik. Tidak semua sinetron menayangkan hal yang tidak baik, tetapi ada beberapa tayangan yang tidak baik untuk ditonton, seperti curiga ke suami, curiga ke istri, mencurigai kebaikan sahabat, yang itu jangan ditonton. Tidak ada orang hatinya kuat, selalu segagah apapun orang itu hatinya lemah, itu sebabnya harus dipelihara, dijaga dari pengaruh-pengaruh yang tidak baik.
“PIKIRKAN DENGAN BAIK, LALI LAKUKAN DENGAN BAIK”
Tidak ada masalah hati yang tidak selesai, kalau kita pikirkan dengan baik, lalu lakukan dengan baik. Yang kurang adalah ketegasan, sebagian besar orang tidak tegas, sampai Tuhan memaksanya dengan memberi krisis. Yang merokok tidak berhenti-berhenti padahal sudah sakit, padahal istri dan anak sudah demo, maka dari itu diberi krisis sampai dia berjanji tidak akan melakukan lagi. Memang ketegasan tidak menjamin kebahagiaan, tetapi tidak ada kebahagiaan yang bisa dicapai tanpa ketegasan.
Orang yang disebut pemberani itu sebenarnya penakut, tetapi ia melakukan yang “meskipun”. Ia memulai usaha “meskipun” tidak punya modal. meskipun” ini adalah sikapnya orang berani. Orang berani itu orang beriman, karena orang yang menunggu semuanya siap sebelum dia memulai, tidak butuh Tuhan, karena tidak ada jaminan keberhasilanlah kita ber-Tuhan. Untuk itu keajaiban berpihak kepada orang yang berani. Kita harus loncat sebelum mengembangkan sayap, berharaplah sayap itu mengembang sebelum sampai di bawah.
Orang yang paling menyedihkan adalah orang “padahal”. “padahal” bapaknya kaya, malas memulai. “padahal” bapaknya mampu membiayai, malas sekolah. “padahal” istrinya cantik, masih mengejar wanita lain. Maka jadilah orang yang “meskipun”.
“ORANG YANG SULIT BERBAHAGIA. BIASANYA ADALAH ORANG YANG ENGGAN BERBAGI KEBAHAGIAAN”
Orang yang kuat, itu bukan yang angkat-angkat, orang-orang yang kuat itu yang kuat terhadap bertia buruk tentangnya, kuat terhadap fitnah, berita yang tidak enak, jadi kalau dikatakan sesuatu yang tidakenak lebih baik tersenyum, daripada menunjukkan bahwa kita pantas difitnah. Orang yang lari dari masalah, akan bertemu dengan masalah yang sama. Karena Tuhan menginginkan kita lebih kuat daripada masalah. Jadi kalau ada masalah, selesaikanlah, karena orang yang lari dari masalah, akan bertemu masalah yang sama kemanapun dia pergi.
Cara memperbaiki kesan buruk orang kepada kita, hindari mata dari melihat yang tidak baik-baik. Hindarkan kita dari perbuatan yang buruk, hindarkan dari kelompok gosip, hindarkan dari orang yang berbicara jelek. Dampaknya adalah karena kita  tidak melihat dan tidak mendengar yang buruk, hati kita jadi lebih bersih. Hati yang bersih berpendar dengan sinar kebaikan. Dan sinar yang berpendar dari hati, sampai ke hati juga. Bukti bahwa hati kita telah baik, karena tidak melihat yang buruk dan tidak mendengar yang buruk, kita tidak mengatakan yang  tidak baik. Perbaiki hati orang, dengan cara memperbaiki hati kita.
Hati adalah wajahnya jiwa. Orang yang jiwanya baik, hatinya baik. Cara memperbaiki jiwa dengan memperbaiki hati. Orang-orang yang mau hatinya damai, harus keluar dari kepentingannya sendiri, orang-orang yang mudah sedih, selalu orang-orang yang berfokus kepada dirinya sendiri, orang yang mengurusi dirinya sendiri mudah sedih. Membahagiakan orang lain itu “magis” sekali, kekuatannya dijamin oleh Tuhan, karena baru niat saja ingin membahagiakan orang lain, sudah membahagiakan.
“KEBAHAGIAAN TIDAK DATANG DARI TERPENUHINYA KEINGINAN, TAPI TUMBUH DARI MENSYUKURI YANG ADA”
Masa depan itu panjang, potongan terdekatnya itu jam. Jangan hidup menggunakan kekhawatiran 40 tahun kedepan dengan kemampuan anak muda sekarang. Sayangi diri kita, berikan dia beban hari ini saja. Siapkan diri kita untuk menjadi orang yang lebih baik di hari esok. Jadi jangan bebani diri dengan kekhawatiran yang tidak perlu.
Ada 4 diri kita:
  1. Diri sebagaimana dilihat oleh diri. Itu pendapat dan berubah
  2. Diri sebagaimana ditampilkan ke orang lain, itu palsu
  3. Diri sebagaimana dilihat oleh orang lain
  4. Diri yang sebenarnya belum pernah kita ketahui

“KEGEMBIRAAN ADALAH PENGINDAH WAJAH, DAN PENGAWET KEMUDAAN”
Apabila kita sekarang sedang tidak berbahagia, maka cek:
  1. Apakah kehidupan kita sekarang adalah kehidupan yang kita pilih? atau hanya ikut-ikutan orang lain atau ditetapkan oleh orang tua?
  2.  Apakah kita hanya berharap rejeki hanya dari tempat itu saja? dan kita tidak percaya bahwa rejeki itu ada tersebar di muka bumi, sehingga kita harus sabar menerima penistaan?
  3. Apakah kita lebih memilih bereaksi dengan kemarahan? atau bereaksi dengan kasih sayang?

Kita tidak mungkin bahagia tanpa kasih sayang di dalam hati kita. Dan kita tidak mungkin bahagia, apabila kita tidak akur dalam kehidupan. Ini kehidupan kita, bukan kehidupan orang lain, maka akurlah. Pilihlah pekerjaan yang membahagiakan kita. Pilihlah istri/suami/sahabat yang membahagiakan kita, atau pilihlah reaksi baik terhadap apapun yang terjadi.
Memelihara hati itu bukanlah tugas yang sulit, itu sebuah tugas yang wajib. Sulit atau tidak, itu harus dialami, supaya kita masuk ke satu kecepatan perubahan yang menjadi mudah. Pesawat2 yang hebat itu tidak stabil pada kecepatan yang rendah, mereka stabil ketika mencapai kecepatan tinggi. Kecepatan tinggi yang kita alami, karena kita sibuk membahagiakan orang lain. Orang yang kecepatan hidupnya lambat, selalu yang hidup untuk dirinya sendiri. Orang-orang yang mudah sedih dan merasa tidak berguna, selalu orang-orang yang hanya mementingkan dirinya sendiri. Maka hiduplah dengan kecepatan yang tinggi, dan bermanfaatlah bagi sesama.

Sumber Video:
Memelihara Hati (1/5) http://www.youtube.com/watch?v=wpMW_hYfOyg
Memelihara Hati (2/5) http://www.youtube.com/watch?v=S0PRatv1Ip0
Memelihara Hati (3/5) http://www.youtube.com/watch?v=NJDrSr02bhA
Memelihara Hati (4/5) http://www.youtube.com/watch?v=RLWnpJ89lS0
Memelihara Hati (5/5) http://www.youtube.com/watch?v=ppLtLe-dwsc



0 komentar:

Posting Komentar